HEBOH PENGAKUAN HERMAWAN SULISTYO DI YOUTUBE : PRABOWO SUBIANTO PERNAH DIPUKULI PRESIDEN SBY. Sebuah video yang memuat pengakuan Prof. Dr. Hermawan Sulistyo yang rahasia hubungan masa lalu SBY dan Prabowo menghebohkan Youtube. Lihat juga PILPRES 2014, HASIL SURVEI PSIKOLOGIS CALON PRESIDEN & WAKIL PRESIDEN 2014
Video tersebut direkam pada tanggal 3 Juli 2014 pada acara diskusi yang diselenggarakan oleh Imparsial. Pihak yang mengatasnamakan Jakartanicus mengunggah video tersebut pada hari yang sama.
Video berdurasi 22 menit ini sudah ditonton 1.059 orang di Youtube. Video ini pun terus menuai komentar pro dan kontra di Youtube. Dalam video tersebut, Hermawan mengungkap banyak hal, mulai dari fakta-fakta temuan Tim Investigasi Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kerusuhan Mei 1998.
Prof Dr Hermawan Sulistyo memang mantan Ketua TGPF. Setelah berkisah tentang fakta kerusuhan Mei 1998 dan penculikan sampai soal pembentukan Dewan Kehormatan Perwira (DKP), Hermawan pun menyinggung Pilpres 2014. Ia mengungkap kenapa SBY tak blak-blakan dukung Prabowo Subianto di Pilpres 2014. Berikut pernyataan lengkap Hermawan:
Pertanyaannya kenapa, soal SBY ini tadi, kenapa ke Jokowi nggak, ke Prabowo malu-malu. Anda tidak tahu bahwa SBY itu pernah digebuki Prabowo waktu di Akmil, di Akabri waktu itu. Kenapa tidak ada orang yang bertanya dalam catatan biodatanya Prabowo, harusnya lulus tahun 1973 kenapa lulusnya tahun 1974, ini nggak ada orang yang nanya. Katanya Prabowo pinter kok nggak naik kelas, berarti ada yang lain, ya itu tadi gebukin SBY.
Jadi ada Prabowo, Ryamizard, Yuddy, sama ada satu lagi empat orang, saya lupa, itu kabur ke Jakarta karena ada acaranya Titiek, lagi pacaran waktu itu, balik ke sana ketahuan. Dihukum sama gubernur, gubernurnya itu bapaknya Ani Yudhoyono namanya Jenderal Sarwo Edhie Wibowo, gubernur Akabri-nya.
Nah ketika mereka tahu kok ada yang tahu, satu-satunya yang tahu adalah SBY karena dia diajak nggak mau. Akhirnya Senin habis dimaranhin, hari Minggu ketangkep, Senin dimarahin, Senin malamnya mereka tanya-tanya sampai bonyok-bonyok.
Ini background kenapa nggak mungkin SBY ke sana meskipun kemudian besannya di sana, akhirnya dia dukung tapi nggak terang-terangan. Ini masalah gengsi. Dulu digebukin kok sekarang dukung.
Selain bicara soal hubungan masa lalu Prabowo dan SBY, Hermawan juga membahas soal pemberhentian Prabowo dari militer. Dia mempertanyakan penyangkalan tim Prabowo atas pemecatan capres nomor urut satu itu.
"Wong surat DKP itu jelas-jelas dipecat kok dibilang 'loh tidak, ini manipulasi'. Manipulasi dari mana? Itu jelas-jelas diberhentikan, diberhentikan itu tidak dengan hormat. Itu PTDH namanya," kata Hermawan dalam acara yang digelar 3 Juli kemarin.
Menurut Hermawan, rekomendasi DKP saat itu adalah pemberhentian dengan tidak hormat untuk Letjen Prabowo Subianto. Namun Wiranto yang saat itu menjabat Panglima ABRI meminta keputusan itu diubah. Alasan Wiranto adalah menghormati Soeharto yang saat itu masih berkuasa di Indonesia.
"Hanya karena menghormati Pak Harto, ini pengakuan dari DKP, Fachrul Rozi sama lain-lain. Ini kesalahannya Wiranto, karena Wiranto panglima waktu itu. Dia bilang kita hormati Pak Harto lah. Dia kan mantan ajudan Pak Harto, ya udah jangan pakai tidak dengan hormat," tutur Hermawan.
Dia menyayangkan 'penganuliran' keputusan itu. Sebab, akibat perubahan keputusan, pemberhentian Prabowo jadi tidak jelas.
Pihak Prabowo sejauh ini belum merespon munculnya video tersebut, misalnya dengan melaporkan ke pihak Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Tim Pemenangan Prabowo pun menanggapi santai munculnya video yang dianggap black campaign tersebut.
0 comments:
Post a Comment