Sekretaris Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Nadjib Hamid mengatakan, puasa dimulai mulai Sabtu 28 Juni.
"Penentuan itu berdasarkan hisab hakiki dengan kriteria wujudul hilal," kata Nadjib.
Nadjib menjelaskan, ijtimak jelang Ramadan terjadi pada Jumat 27 Juni pukul 15.10 WIB. Saat matahari terbenam, hilal sudah berwujud (terlihat) dengan ketinggian 31 menit 17 detik. Dengan begitu, pada malam harinya Muhammadiyah sudah melakukan Salat Tarawih.
"Karena hilal kurang dari 2 derajat, maka dipastikan tidak bareng dengan pemerintah," jelasnya.
Setidaknya ada beberapa tempat yang dijadikan untuk melihat hilal, seperti Pantai Tanjung Kodok (Lamongan), Pantai Ngliyep (Malang), Bukit Condro (Gresik), dan beberapa tempat lagi.
Meski awal Ramadan tidak sama dengan pemerintah, lanjut Nadjib, datangnya hari raya Idul Fitri atau Lebaran dipastikan akan bersamaan. "Puasa memang tidak bareng, tapi nanti Lebaran akan bareng dengan pemerintah," ujarnya.
Pemerintah dalam menentukan awal Ramadan melalui sidang isbat yang dipimpin oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Muhammadiyah dalam menentukan awal puasa menggunakan metode hisab hakiki. Sementara, Nahdlatul Ulama (NU) selain menggunakan metode hisab juga menggunakan metode rukyat.
0 comments:
Post a Comment